Dunia penerbitan mengenal istilah trade book yang dalam bahasa Indonesia sering disebut ‘buku umum’ daripada terjemahan harfiah ‘buku dagang’. Kategori buku umum sangat banyak seperti Anda dapat melihat pembagiannya pada rak-rak di toko buku besar.
Secara garis besar, pembagian buku nonfiksi dapat disusun seperti ini:
- buku teks/buku akademis,
- buku ekonomi/bisnis,
- buku sejarah, biografi, memoar, dan autobiografi,
- buku komunikasi, sosial, dan politik,
- buku sains dan teknologi,
- buku komputer,
- buku pengembangan diri, motivasi, psikologi populer,
- buku kesehatan dan kedokteran,
- buku pertanian dan peternakan,
- buku hobi dan keterampilan,
- buku religi, spiritualitas, dan filsafat,
- buku seni, budaya, pariwisata, serta
- buku referensi (kamus, ensiklopedia, atlas, dsb.).
Selain itu, terdapat pula kategori buku nonfiksi untuk pembaca sasaran khusus, yaitu anak dan remaja. Secara bisnis, buku nonfiksi untuk anak dan remaja ini termasuk laris.
Tren sangat memengaruhi penerbitan buku nonfiksi, terutama yang mampu membukukan prestasi best seller, baik nasional maupun internasional. Ada pemicu sebuah buku menjadi best seller, baik yang bersifat internal atau kekuatan pada buku itu sendiri dan penerbitnya maupun yang bersifat eksternal karena pengaruh word of mouth.
Apa dan siapa penulis buku akan sangat berpengaruh. Begitu pula topik yang mengikuti tren atau genre yang sedang dicari banyak orang. Contohnya, genre psikologi populer, subgenre kesehatan mental yang sampai sekarang masih diminati para pembaca lintas generasi.
Faktor judul yang menarik dan kover yang menarik juga dapat menjadi pemicu meskipun bukan yang dominan. Namun, strategi pemasaran yang dirancang sedari awal juga dapat menjadi pemicu sebuah buku menjadi best seller.
Buku Nonfiksi yang Paling Banyak Diproduksi
Sejatinya banyaknya buku nonfiksi yang diproduksi terjadi secara acak, sulit melihat kecenderungan mana jenis buku nonfiksi yang paling banyak diproduksi jika hanya mengunjungi toko-toko buku. Namun, secara produksi industri maka buku nonfiksi yang paling banyak diproduksi adalah buku teks untuk pendidikan dasar dan menengah.
Ada ratusan judul yang diterbitkan setiap tahun dan ada jutaan eksemplar yang dicetak. Walaupun topik yang digarap sama karena berbasis kurikulum, buku jenis itu memang kagak ada matinye.
Demikian pula buku-buku pendidikan tinggi kategori buku teks/buku ajar, monografi, dan buku referensi juga banyak diterbitkan. Namun, secara tiras masih kalah dengan buku teks pendidikan dasar dan menengah, bahkan kalah jauh.
Posisi kedua untuk buku nonfiksi bolehlah disebut buku pengembangan diri dan motivasi plus kesehatan yang banyak diproduksi hingga kini karena sering menjadi magnet produk best seller. Situasi kehidupan yang makin berat dihadapi banyak orang menimbulkan keinginan untuk mendapatkan harapan: no pain no gain.
Buku The Body Keep The Scores karya Bessel van der Kock terbitan Penguin kini menempati posisi pertama buku best seller di New York Times. Buku itu tentang kesehatan mental untuk mengatasi trauma agar tidak memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Posisi kedua ditempati oleh buku On Tyranny karya Timothy Snyder tentang 20 pelajaran dari abad ke-20 tentang tirani. Itu jenis buku kategori politik yang membandingkan masa lalu dan masa depan, terutama dalam konteks perubahan dalam pemerintahan di Amerika Serikat.
Namun, juga jangan salah bahwa buku-buku sains dan sosial juga banyak menarik minat pembaca, seperti karya Malcolm Gladwell dan Yuval Noah Harari. Begitu pula buku teknologi yang ditulis secara populer seperti karya Thomas L. Friedman.
Penerbit buku umum memang selalu menghadapi tantangan tren dan kecenderungan tentang topik apa yang sedang diminati oleh pembaca di Indonesia. Penulis-penulis di Indonesia spesialis kategori buku nonfiksi juga terus memantapkan dirinya, seperti Henri Manampiring yang mantap menulis buku kesehatan mental plus buku tentang pemasaran kreatif.
Senior seperti Rhenald Kasali sudah lebih dulu memantapkan diri dalam penulisan buku bisnis dan kewirausahaan, di samping ada pula nama Hermawan Kartajaya yang berjaya dalam buku-buku tentang pemasaran.
Apakah Anda berikutnya yang akan menulis buku nonfiksi di bidang yang Anda tekuni?