[Insaf #1] Tentang Prakata di Dalam Buku

prakata buku
Halo Penpriners, kapan engkau kali pertama tahu bahwa kata pengantar berbeda dengan prakata? Esai ini akan menginsafkan engkau soal perbedaan kedua tulisan itu.

Jamak penulis buku yang menyamakan saja antara kata pengantar (foreword) dan prakata (preface). Ada juga yang terbalik menggunakannya. Tulisan di bagian awal buku (preliminaries) itu memang lazim digunakan untuk menjelaskan ihwal penulisan buku bagi si penulis dan mengantarkan buku bagi si pengantar.

Perbedaan pertama yang jelas adalah dari sisi penulisnya. Kata pengantar ditulis oleh orang lain yang bukan penulis. Ia boleh siapa saja yang memang relevan mengantarkan buku. Kata pengantar bersifat opsional sehingga boleh hadir di dalam sebuah buku, boleh juga tidak.

Prakata ditulis oleh penulis buku itu sendiri. Di dalam prakata biasanya terdapat unsur-unsur berikut ini:

  1. tujuan atau untuk apa buku itu ditulis;
  2. pembaca sasaran atau untuk siapa buku itu ditulis;
  3. keunggulan buku dibandingkan buku sejenis;
  4. sistematika buku (jumlah bab) dan urutan; dan
  5. pesan/amanat dan harapan kepada pembaca dari penulis buku.

Ucapan terima kasih boleh dimasukkan ke dalam prakata apabila hanya diberikan kepada 1-2 orang. Jika banyak orang atau pihak yang perlu diberi ucapan terima kasih, disarankan menggunakan halaman persantuan atau halaman ucapan terima kasih khusus (acknowledgement).

Kata pengantar yang ditulis oleh orang lain (yang diminta oleh penulis atau penerbit) tidak sama isinya dengan prakata. Ada kata pengantar yang berisikan apresiasi terhadap penulis dan karyanya. Ada pula kata pengantar yang berisikan tinjauan kritis terhadap isi buku.

Dari segi jumlah pemberi kata pengantar, sebuah buku boleh memuat lebih dari satu kata pengantar. Urutannya disesuaika dengan kedudukan pemberi kata pengantar. Adapun urutan antara kata pengantar dan prakata maka kata pengantar lebih dulu muncul sebagai penghormatan.

Mengapa dua hal tersebut dibedakan? Ya, kata pengantar dan prakata. Soal itu sudah dipikirkan sejak disusunnya buku panduan gaya selingkung (in-house style) dalam penerbitan ilmiah. Perbedaan itu ditegaskan oleh buku panduan gaya, seperti Chicago Manual of Style dan APA Style. Jadi, sudah merupakan konvensi yang sama-sama dimaklumi dan dipahami.

Apakah ada pembatasan jumlah halaman kata pengantar atau prakata? Tidak ada pembatasan, tetapi bolehlah dikira-kira apakah perlu terlalu panjang atau tidak. Kata pengantar berupa tinjauan kritis mungkin akan panjang. Namun, prakata biasanya hanya 500–600 kata atau sekira dua halaman saja.

Semoga sejak sekarang Anda insaf untuk tidak menyebut prakata sebagai kata pengantar. Siapa yang mengantarkan Anda ke suatu tempat? Masa, Anda sendiri.

Bagikan informasi ini. 

Artikel lainnya