[Insaf #5] KBBI Tidak Selalu Memuat Kata Baku

KBBI kata baku nonbaku
Halo Penpriners, salam sehat. Nah, apakah engkau termasuk orang yang beranggapan bahwa semua kata di KBBI—disebut lema atau entri—merupakan kata-kata baku? Ternyata tidak. Tutor akan berbagi sedikit tentang kata baku dan nonbaku di KBBI.

Banyak yang mengaitkan KBBI dengan kata-kata baku. Tentu saja benar karena KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia menjadi rujukan standar untuk kata-kata baku. KBBI diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) dan otoritas pembakuan kata berada di tangan Badan Bahasa.

KBBI juga memberi tahu penggunanya bahwa ada kata-kata yang tidak baku. Misalnya, ketika engkau mengetikkan kata resiko maka KBBI akan mengoreksi dengan mengarahkan engkau pada kata risiko yang baku. Pada kata risiko engkau baru melihat makna kata itu.

Namun, tidak semua kata tidak baku atau nonbaku diperlakukan demikian. Ada kata nonbaku yang tetap dijelaskan maknanya. Kata-kata nonbaku itu berasal dari ragam cakapan atau biasanya diberi tanda singkatan cak.

Sebagai contoh coba engkau tikkan kata ketimbang. Kata itu memuat kata dasar timbang lalu mengarahkannya dengan tanda panah pada kata ketimbang. Kata ketimbang sering digunakan, terutama dalam pembicaraan sebagai padanan kata daripada. Dalam penulisan formal, engkau harus menggunakan kata daripada bukan ketimbang.

Contoh lain adalah kata kenapa yang termasuk kata nonbaku. Bentuk baku dari kenapa adalah mengapa. Engkau pasti lebih sering melihat orang menulis kenapa sebagai kata tanya daripada mengapa.

Maka dari itu, insaf setelah ini bahwa kata nonbaku juga dimuat di KBBI dan dijelaskan sebagai kategori ragam cakapan. Jangan bilang lagi semua kosakata atau entri di KBBI adalah kata-kata baku.

Bagikan informasi ini. 

Artikel lainnya